Broughton: Hicks-Gillet Rendahkan Diri Sendiri

Ketua Liverpool Martin Broughton menilai pemilik klub melanggar janji mereka untuk memajulan klub dengan berusaha menjegal proses penjualan klub kepada New England Sports Ventures dan dengan begitu memaksa klub menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan sengketa.

Hicks-Gillet membeli Liverpool tiga tahun lalu dengan uang pinjaman sebesar 237 juta poundsterling dari Royal Bank of Scotland (RBS). Mereka tidak mampu melunasi itu dan memutuskan menjual klub.

Sebagai konsekuensi, mereka mundur dari jabatan struktural dan mengangkat Broughton sebagai ketua. Meski begitu, keduanya masih menjadi anggota dewan direksi, bersama dengan Broughton, Christian Purslow, dan Ian Ayre.

RBS menetapkan tanggal 6 Oktober sebagai batas akhir pembayaran. Sehari sebelum itu, direksi mengidentifikasi NEVS sebagai calon investor mereka. Namun, Hicks-Gillet malah berusaha menggantikan Purslow dan Ayre dengan Mack Hicks dan Lori Kay McCutcheon, yang bila dikabulkan akan membuat negosiasi dengan NEVS tertunda atau batal.

Menurut Broughton, ketika mengangkatnya sebagai ketua, Hicks-Gillet menyerahkan urusan penggantian direksi hanya kepadanya. Dengan begitu, permintaan Hicks-Gillet mengganti Purslow dan Ayre melanggar kesepatakan.

Dikatakan oleh Broughton, itu menjadi dasar keputusannya menolak gagasan Hicks-Gillet dan melanjutkan negosiasi dengan NEVS dan sementara begitu ia juga akan memerkarakan Hicks-Gillet.

Direksi Liverpool dan NEVS sudah mencapai kesepakatan. Namun, pengambilalihan tak bisa diresmikan sampai konflik internal itu selesai. Menurut Broughton, kepastian masuknya pemilik baru akan memakan waktu enam hari.

"Ini sepertinya akan memakan waktu seminggu. Saya berharap kami mendapat keputusan pengadilan akhir pekan depan," ujar Broughton.

Broughton juga mengatakan bahwa yang menjadi hal kunci penyelesaian masalah ini adalah melalui pengadilan. "Kami harus ke pengadilan untuk mendapatkan pengesahan hukum (bahwa kami berhak melakukan jual-beli)," ujarnya.

Dengan begitu, kata Broughton, pembeli bisa menyelesaikan penjualan, kemudian pihaknya harus mendapatkan persetujuan dari Premier League.

"Sejujurnya, ini adalah kesempatan terakhir mereka (Hicks-Gillet) pergi dari Liverpool dengan kepala tegak dan mereka memilih menggunakan cara ini," kata Broughton.

"Ini masalah sulit. Salah satu tugas saya ketika menerima posisi ini dan saya diangkat oleh Tom dan George adalah mereka memberikan janji tertulis bahwa hanya saya yang bisa merombak dewan direksi. Mereka menulis itu dalam artikel dua perusahaan, yaitu Kop Football dan Kop Holdings," tambah Broughton lagi.

Broughton juga menganggap bahwa janji tertulis Hicks-Gillet kepada RBS—berisi pernyataan mereka untuk tidak akan merusak proses penjualan—sebagai pelanggaran yang keterlaluan atas perjanjian tertulis.

Sumber dari http://bola.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

YOU'LL NEVER WALK ALONE