Hicks: Liverpool Korban Konspirasi

Mantan pemilik Liverpool, Tom Hicks, menilai ia dan partnernya, George Gillet terdepak akibat konspirasi penipuan besar yang melibatkan kreditor Royal Bank of Scotland (RBS), direksi Liverpool, dan tentu saja pemilik baru, New England Sports Ventures (NESV).

Liverpool baru saja dijual kepada NESV dengan nilai 300 juta poundsterling. Hicks sudah mencoba menggagalkan transaksi dengan mengatakan kepada pengadilan London bahwa direksi menjual klub di bawah harga ideal, yang menurut pemberitaan di Inggris ditaksir Hicks dan Gillet mencapai 600 juta poundsterling.

"Saya terkejut. hancur, dan frustrasi. Saya sangat kecewa. Ini menyakitkan keluarga saya dengan begitu hebat. Aset yang diambil secara curang dari saya bernilai sangat besar. Saya sangat marah," kata Hicks.

Hicks-Gillet membeli Liverpool dengan uang utang dari RBS pada 2007 silam. Menurut pemberitaan di Inggris, mereka kesulitan membayar, hingga memutuskan menjual klub, April lalu.

Menurut media-media Inggris, Liverpool mendapatkan sejumlah calon investor. Namun, semuanya mundur karena menilai harga yang dipatok Hicks-Gillet terlalu tinggi.

Situasi terus berlangsung begitu, sampai menjelang tenggat waktu pelunasan utang, 6 Oktober lalu. Padahal, jika sampai pada hari H tak bisa membayar, RBS akan mengambilalih klub untuk menjualnya atau menyerahkannya kepada administrasi Premier League. Bila sampai diserahkan kepada administrasi, Liverpool terancam sanksi pengurangan sembilan poin.

Pada 5 Oktober lalu, direksi yang berisi Martin Broughton (ketua), Ian Ayre, Christian Purslow, Hicks, dan Gillet, berkumpul memutuskan kepada siapa klub akan dijual, dengan NESV sebagai kandidat potensial. Pasalnya, meski hanya menawar 300 juta poundsterling, NESV menyatakan siap memenuhi kebutuhan klub, termasuk membayar utang, pembangunan atau pengembangan stadion, dan transfer pemain.

Hicks-Gillet mengeblok itu dengan mengklaim telah mengubah susunan direksi dan dengan begitu keputusan direksi Broughton tidak sah. Broughton mengklaim dirinya adalah satu-satunya orang yang berhak mengubah direksi dan ia tidak melakukan itu.

Selain memutuskan melanjutkan negosiasi dengan NESV, Broughton juga memperkarakan klaim Hicks-Gillet itu. Pengadilan memenangkan gugatan Broughton, pada Rabu (12/10/2010).

Setelah itu, sementara direksi melakukan rapat untuk menyimpulkan transaksi, Hicks-Gillet mencari, dan mendapatkan, surat perintah penundaan keputusan pengadilan London, dari pengadilan Texas.

Pengadilan London, Jumat (15/10/2010) menolak itu dengan alasan pengadilan Texas tak ada kaitan apa-apa dalam kasus tersebut. Direksi kemudian menuntaskan jual-beli dengan NESV.

Sumber dari http://bola.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

YOU'LL NEVER WALK ALONE